Minggu, 31 Mei 2015

Komunitas FORSI (Forum Sahabat Inklusi) di UIN Sunan Kalijaga




Saya bergabung komunitas FORSI ( Forum Sahabat Inklusi) maksudnya PLD UIN Sunan Kalijaga tahun 2013. UIN Sunan Kalijaga sudah sejak lama menerima mahasiswa penyandang disabilitas atau disebut difabel menjadi bagian akademik sejak pada tahun 2005. UIN Sunan Kalijaga menjadi universitas yang menghargai, menerima dan mengakomodasi semua perbedaan kebutuhan mahasiswa, termasuk mahasiwa difabel. Kebiasaan menolong yang dilakukan para relawan kepada mahasiswa difabel di PLD UIN Sunan Kalijaga merupakan sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji. Hal ini disebabkan karena menjadi anggota Pusat Studi dan Layanan Difabel (PLD) sebagai sarana melakukan kebiasaan menolong dapat menyebabkan munculnya perasaan bahagia. Hal ini sebagaimana pengakuan dari Ridho, seorang difabel (Tunarungu) Pusat Studi dan Layanan Difabel (PLD) yang mengungkapkan bahwa: 

“Kebahagiaan [menjadi mahasiswa anggota PLD] ini tidak saya dapatkan ditempat lain, belum saya dapatkan di manapun. Di bangku kuliah ya bahagia ya saya  mendapatkan  kebahagiaan  tapi  tidak  sebahagia  di  sini  [PLD.] Kalau kebahagiaan secara finansial yang jelas itu tidak, tapi itu cukup mendapatkan   kebahagiaan   batin   karena   saya   merasa   nyaman   dan bahagia.  Karena  uang  juga  tidak  membuat  kebahagiaan  secara  lahir maupun  batin  juga.  Tapi  karena  saya  enjoy  dan  nyaman  di  sini.”

Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  dinamika  kebahagiaan  relawan pusat studi dan layanan difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang berfokus pada proses pencapaian kebahagiaan difabel, faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan difabel dan relawan, karakteristik kebahagian difabel dan relawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor  yang  mendukung kebahagiaan adalah : religiusitas, doa: senantiasa berdoa untuk kebaikan, kehidupan sosial yang kaya, lingkungan yang mendukung, pendidikan yang baik, menolong sesama, bermanfaat bagi sesama, mensyukuri apa yang ada, memiliki orang-orang terdekat yang mendukung. Selama menjadi difabel dan relawan kedua informasi tidak terlepas dari kendala, akan tetapi kendala tersebut bukan menjadi penghambat kebahagiaan. Kedua mahasiswa difabel dan relawan tersebut juga menunjukkan akan karakter mampu menghargai diri sendiri, optimism, keterbukaan, serta pengendalian diri yang dimiliki mereka. Tidak saja kedua subyek merasa bahagia, tapi mereka juga memiliki kebahagiaan sebab mereka berdua telah mempunyai dan menunjukkan karakter yang kuat serta kebaikan hati. Terima Kasih.... (^_^)